BUDI DAYA IKAN


Mempercepat Pertumbuhan Ikan Budidaya Dengan Probiotik

Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang sangat bermanfaat bagi makhluk hidup. Mikroorganisme yang terkandung pada Probiotik mampu membantu pencernakan makanan pada tuhuh hewan dan manusia sehingga makanan yang mengandung probiotik akan mampu dicerna dan diserap tubuh dengan baik. Selain itu probiotik mampu meningkatkan kekebalan tubuh dari serangan penyakit.
Pada Budidaya Ikan probiotik diberikan sebagai campuran makanan dan ada yang ditaburkan pada kolam pemeliharaan. Untuk Probiotik yang dicampur pakan, bisa dicampurkan dengan pakan buatan pabrik (pelet) maupun pakan alami seperti daun-daunan. Penebaran probiotik pada kolam akan membantu tumbuhnya plankton-plankton dan mikroorganisme lainnya dalam air kolam sebagai makanan alami ikan. Probiotik jenis ini akan menggemburkan dasar kolam sekaligus memelihara kualitas air seperti Nature atau Super Plankton (SPF). Probiotik ini cukup diguyurkan ke air kolam pada pagi hari setiap dua minggu sekali supaya air selalu sehat, tidak blooming dan penuh dengan plankton sebagai pakan alami.
Pengalaman dari Himawas Atasasih, pemilik HMPS di Jl Sutijap 23 Wates, Kulonprogo, Para petani Ikan Guramih Kulonprogo sudah terbiasa memakai probiotik dicampur pakan. Misalnya, probiotik RajaGrameh, RajaLele, MasterFish, SPF atau Nature yang mudah diperoleh di toko pakan ternak atau toko pertanian. Dengan campuran probiotik dan pelet membuat metabolisme dan pencernaan ikan sempurna. Sebagian besar, 90% pakan yang masuk ke tubuh akan menjadi daging ikan.
Pengalaman Pak Jumadi, petani gurami dari Desa Ceme, Srigading, Sanden, Bantul membenarkan pemberian probiotik sangat membantu pertumbuhan ikan. Saat melihat di kolamnya banyak gurami stres dan mengambang bahkan beberapa mati, dia secepatnya mengguyurkan sebotol probiotik Nature campur segenggam gula pasir ke kolam. Keesokan harinya air kembali hijau jernih dan semua guraminya sehat kembali.
Pengalaman para petani ikan Gurami di Desa Jambidan, Bantul Yogyakarta telah meninggalkan cara konvensional budi daya guramih dan beralih ke cara modern dengan memanfaatkan probiotik. Budi Daya ikan dengan cara konvensional 30 kg pelet hanya menjadi 22 kg daging ikan, dengan sistem Guba (Gugus Simba) bisa menjadi 28-30 kg atau konversinya 1:1. Artinya, ikan lebih berbobot karena penambahan probiotik akan menjadikan 90% pakan menjadi daging dan hanya 10% yang dibuang sebagai amoniak.
Menurut Wiwied Usman, Sekjen PerMina sekaligus pembudi daya Ikan Gurami, Kelebihan lain penerapan sistem Guba, pertumbuhan lebih cepat sehingga waktu pemeliharaan lebih pendek. Bila dengan sistem konvensional untuk mencapai berat 1 kg butuh waktu dua tahun, dengan sistem Guba hanya butuh waktu satu tahun. Pengalaman mereka untuk mencapai 8-9 ons dari ukuran silet cukup dalam waktu 9 bulan dengan kombinasi pakan daun sekali sehari. Cara konvensional tanpa penambahan probiotik pada pakan, setahun baru mencapai berat 6-7 ons.
Pakar gurami dari Jurusan Perikanan UGM Ir Gandung Hardaningsih menguraikan, dari berbagai riset, probiotik memang terbukti bagus untuk pemeliharaan air kolam dan pemacu pertumbuhan ikan. Karena ada introduksi mikroba positif maka kolam menjadi lebih sehat dan ikan juga lebih kuat terhadap stres dan penyakit. Yang pasti, pertumbuhan ikan bisa sangat pesat karena probiotik juga merangsang nafsu makan.
“Saya kira probiotik akan menjadi andalan para petani ikan di masa depan karena manfaatnya sangat besar pada pertumbuhan ikan sehingga cukup berarti dengan keuntungan yang didapat,’’ tandasnya. Probiotik ibarat benteng pertahanan diri, sebaiknya diberikan sejak dini. Begitu bibit mau masuk kolam, tiga hari sebelumnya air kolam harus diguyur probiotik Nature (untuk gurame) atau SPF (untuk lele)  lebih dahulu agar kondisi air cepat matang dan tumbuh banyak plankton. Selanjutnya, pemberian probiotik untuk pemeliharaan air cukup dua minggu sekali atau ketika kondisi air menurun kualitasnya.


PERBANDINGAN HASIL BUDI DAYA IKAN GURAMI DENGAN CARA KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN PROBIOTIK
Biaya  1.000 ekor bibit gurami ukuran silet/korek dengan harga Rp 1.000,-/ekor , membutuhkan pakan 30 sak (harga Rp 210.000).
Total modal sekitar Rp 7,5 juta.  Cara konvensional akan menghasilkan ikan sekitar 7 kuintal. Dengan harga panen Rp 20.000 /kg pendapatan petani sekitar Rp 14 juta.
Keuntungan  sekitar Rp 6 jutaan.
Sistem Guba memberikan terobosan pada berat ikan. Dengan penambahan probiotik seperti RajaGrameh, RajaLele, Nutrisi Simba, ditambah SPF yang dicampurkan pada pakan maka hasil panen bisa mencapai 9 kuintal. Berarti pendapatan petani mencapai Rp 18 juta. Jadi, ada selisih 2 kuintal, senilai Rp 4 juta, jauh lebih untung dibanding cara biasa.
Biaya tambahan untuk membeli probiotikpun tidaklah mahal, dua tutup RajaGrameh ditambah 1 tutup SPF untuk mencampur 5 kg pakan pelet, terbukti hasilnya luar biasa. Padahal untuk 30 sak pakan hanya dibutuhkan biaya tambahan untuk pembelian probiotik Rp 400 ribu saja. Yakni, untuk pemacu tumbuh Rp 200 ribu, untuk penambah bobot Rp 100 ribu, dan untuk pengobatan Rp 100 ribu. Jadi, penambahan biaya Rp 400 ribu, tambahan keuntungannya Rp 4 juta.


0 Response to "BUDI DAYA IKAN"

Posting Komentar